Senin, 17 Desember 2012

Opus Rindu pada Ibunda

: yang tak 'kan pernah berubah
diantara kita
hanya sebuah ingin di urat darah
--- bahagia mu - ku.. ---
hingga kuingin tangisku yang pertama
dalam tangisku kini
tangisan yang terlantun usai ari-ku terlepas
dari rahim-mu, bunda

lentangkan semua kehampaan yang hadir
bukankah telah rampung segala tanya..?
manuskrip-manuskrip do'a
yang kerap dilafadz di setiap kencan rituilmu
adalah segenggam mutiara
tetap saja dengung di telinga
berubah-ubah

untuk kali ini, Tuhan
boleh kupinjam bunda 
cuma beberapa bentar
sekedar hapus bening yang terus menetes
diterpa kesal, banjiri amarah
dengan diam sesal

boleh, Tuhan..!?
karena, 
hanya dengan lembut ucapnya
aku bening tenang
dalam bisik  do'anya
aku hening damai

ya, sebentar saja..
semenit dua
izinkan aku memeluknya
meski di mimpi, hanya

sebab, tangis-duka bunda
menjadi tetes darahku
yang telah menjadi "hutang tak terbayar.."
tak pernah mampu..!!

Dak, 12.12
(Sajak Kolaborasi dengan Efvhan Fajrullah) 

Kamis, 27 September 2012

immobile atawa 5 dari 5-logi




"mungkin, ya..
aku buta
tak melihat bentangan ramburambu
mungkin juga
aku tuli
tak mendengar serine bahaya
hingga
terpental terbanting teronggok
di pinggir jalanku sendiri..!

jadi..
pergi, dan tak usah hitung langkah
yang membosan terbeban
bukankah kita "biasanya" telah terlalu percaya
bahwa:
akan selalu ada peluang
untuk memaknai kepulangan..?

bagaimana menempur samudra
jika 'ngkau tak jua menggapai pengayuh..
sedang aku telah sampai ke seberang..?
tapi.. ah,
biarlah..
mungkin telah 'ngkau anggap impas
segala utang-piutang
perihal jiwa dan qalbu..!?"


Dak, 09.12
Kolaborasi Sajak dengan Efvhan Fajrullah
.

impromptu atawa 4 dari 5-logi


: senyum membayang berival bulan sabit..
aku menuai rindu

yang tertunai pada jejak pendakian terakhir..
sekedar terucap do'a lirih
"selamat jalan segala kenangan..!'
berliukan seperti rol film bisu
ahh, lihat..
kita bergenggaman tangan
melukis kesendirian berdua
dalam balutan kepurapuraan mahasempurna



kita tetap tatap yang tak tertatap
tanpa berani inginkan keinginan
apalagi menyatakan 
duh, 
segaris nyeri mengiris-ringis
sejutasatu aturan menyayat
dan kita
terdiam
nikmati perihnya..!

Dan.. ia membisik lirih
hampir tak terdengar di telinga batinku..
"aku takkan pernah bisa lupakanmu,
aku cuma kehilangan rasa,
tak mampu membaca
bening niat qalbumu"
ujarnya..
sembari memeluk helaian runtuh
penyangga jiwa..!


Dak, 09.12
Kolaborasi Sajak dengan Efvhan Fajrullah

Rabu, 19 September 2012

Imanen atawa 3 dari 5-logi

bercermin aku pada retaknya
coba membaca setia
pada kerut yang menggelombang
pada waktu bergulir  mewarna helai rambut
pada kedalaman sepi telaga hitam mataku
pun pada buram liar aura
memancar 
sejuta isak yang teredam bungkam
ya, terus kubaca
susuri kata menuju titik tak berkoma
teriakkan diam
sepanjang zaman menapak
berjalan berlari
terus 
dalam sepi belantara sesal



tetapi.. harusnya,
tak perlu sesali..
segala kebodohan manis
yang termakan nasib

atasnama apakah..?
cinta
sayang
kepura-puraan
atau
apalah namanya..!?
biar saja..!

-- dan aku membatu 
 dalam kerasnya hukuman,
vonis tergurat..
tak kubiarkan tetes meluruh.. 
 karena,
luka itu..
nyeri ini mutlak milikku sendiri..! --


Dak, 09.12
Kolaborasi Sajak dengan Efvhan Fajrullah

.

Imakulata atawa 2 dari 5-logi


-- putus arang bercerai lalu.. putus benang dapat disambung
lalu jarum, lalu kelidam.. bla.. bla.. bla.. --


: aku cuma ingin 'ngkau menjadi akar
pada tebing hidupku,
tubir qalbu
tak soal
jika hanya akar ilalang sekalipun
terikatjalin 
tak apa, sayang..
hiduplah di hidupku
sulam canda jahit luka
rangkai imaji
sutradarai cerita
meski harus tempuhi  
dukasuka
sukaduka
kelindan persahabatan paling indah
yang pernah ada..

-- semoga, tak berai bagai tasbih putus benang --

karena aku tau..
malaikat pun akan iri menyaksikan 
kelindan akar ilalang
dan tebing jiwa
kita..!


Dak, 09.12
Kolaborasi sajak dengan Efvhan Fajrullah

.

Selasa, 18 September 2012

Imbroglio atau 1 dari 5-logi


-- Dan.. ia memeliharanya, bersenandung sepi,
piaraan senyap.. lolong terbisu.. --

: berbusur rasa
beranakpanah rindu
meski rimba berbelukar perdu
meski terlalu tinggi terjal dan tajam
dinding itu
engkau kuburu
hingga bukan kumenyerah
menepi diri tanpa melawan?
taklah..!

hanya saja..
betapa lucu menertawai diri di cermin retak
wajah pecah seribu
tak karuan bentuk,
tubuh rerak tak utuh dalam nyeri bertaut
bahkan sedalam diam pun..
masih kutemukan keriuhan dipelihara sunyi
sedang 'ngkau..
selangkah gemingpun tidak..!?

maka,
izinkan saja aku bermalam di hatimu
karena
dalam dekapmu aku sempurna
pun hanya denganmu
kuingin berbagi rasa
tak peduli bumi langit menentang
kan kurajah mimpimimpi kita

tuk bekal kita bangunkan matahari
dan merangkainya utuh
sebagai kepingan akhir
puzzle hidup

bukankah dalam hidup
kita harus ciptakan bahagia..
bukan mengejar
apalagi mencari-carinya..?

Kolaborasi Sajak dengan Efvhan Fajrullah

Senin, 06 Agustus 2012

sepucuk hati


: menghidu ruap tanah terbawa angin 
semilir bayangmu mengusik
dingin gigilkan kalbu
duh..
debar ini
sepucuk hati
berdentum meruntuh
kerak-kerak rindu..
dan
detak rasaku
berdesak
serak 
bersama harap ingin
jumpaimu sesegera mungkin

angan terbawa angin
coba nggapai bayangmu
dan tanpa sela nafas
niat itu terhenti di titik darah
dalam diam sunyi..
menikmati geletar dingin di pori-pori

Dak, 7.12
Sajak kolaborasi dengan Efvhan Fajrullah

Selasa, 31 Juli 2012

dialog absurdis senja tadi..


: senja penat, dan terburu langkah..
menyusuri tiap kelokan rasa

sepi senja yang hilang
tersisakan lara..
menapaki 
mengejar hingga ke mimpi

hadirmu
seperti angin
menerpa ribut
dingin gigir kudekap 
menghempas tanpa suara
adakah nurani dusta mendayu..?

senja yang dahaga
menjadi tanya resepsis.. 
kecewa terpintal tanpa pola
terajut jua nyeri
menghitungi luka 
sederhana menanti
tatap sang Charon
datang..
lalu nikmati kematian senja
perlahan tanpa tau ujung..

ugh.. aku merayu surya..!

Dak. 07.12
(Kolaborasi Sajak dengan Efvhan Fajrullah)

Badai Rindu














katamu,
hmmm lihat saja
malam ini aku akan menyusup
jauh kemimpimu  
kan kubuat riak yang membadai
di bening tidurmu

bisikku,
masuklah saja
kedalam mimpiku
buatlah sejuta badai
untukmu apapun aku ikhlas
karena aku mengharapmu

ahh, bukankah akan makin indah
jika disadar dan ditidurku
kau selalu ada
berbagi badai rindu


Ahmad Zavid Zavid – Dak,  Juli 12
Kolaborasi

Jumat, 08 Juni 2012

cuma.. (senade efek cermin)


 

: inginku..
cuma bersama
menjelajah liku labirin harap
memecah debur ragu
riak samudera rindu
hingga kita mampu menapak
dan
berlari di atas pepasir basah
pun membaca tubir qalbu
tebingan hati
bersamamu..
di puncak hidup
sampai ujung waktu 
tetapi sayang..
kutemukan jiwaku terkunci
di cermin berkabut

ia menangisi kebodohannya
yang membuatnya terjebak itu
meneriakkan serak rangkaian serapah
"terkutuklah 'ngkau duhai kenangan..!
mampuslah dimakan lara..!"

-- teriakannya tersekat pada parafrase akhir
menghitungi kepingan cermin kata-katanya
sendiri.. --

Dak, 06.12
(Sajak Kolaborasi dengan Efvhan Fajrullah)

Senin, 04 Juni 2012

cuando te veo sonreir!



: 'when I see U smile!'

terbaca luka
kujengkali perdu
sepinyerinya menikam seribu mimpi
tapi tetap kuusulkan
lupakanlah
relakan saja
setiap waktu
dan
memoar
jadi sayang..
jangan tatap aku
dengan airmata dukamu
sepalsu nyata
menyala membakar rasa

-- bukankah semua telah njadi kenangan manis yang bodoh..? --



(Kolaborasi Sajak dengan Efvhan Fajrullah)

Minggu, 27 Mei 2012

nurbuat tanda baca


maghrib berhujan
senin ke-tiga
hari tanpa tidur
entah
pada detak keberapa
kekakuan koma
kau bekukan titik
seru apostropis
di titikdua
lalu siapakah
yang mampu membantu
"merasakan pikiran dan melupakan rasa..?"



bukankah petir tak pernah 2 kali menyambar
di tempat yang sama
juga tolong maafkan
jikaku ngelantur lamun
menyelinapi lamunmu..!
hahaha..

--maaf lagi, aku ketawa--


Dak, 05.12
(Kolaborasi Sajak dengan Efvhan Fajrullah)

Minggu, 20 Mei 2012

wilder

: aku ini hari..
mendengar sekelebat bayangmu
gemerisik dua-tiga langkah
dan
terhenti di pintu rindu
entah rindumu atau rinduku..


jalanjalan terbelah
aku terjebak di bentangan jarak
yang 'ngkau retas
dan terputus rantai kontak
hingga
semua tanggungjawab terbeban
pundak memberat..

aku
cuma bisa membaca kecewa
katakata patah berserak  
rasa nyeri berdarah

detik ini
kuputuskan berhenti
mengharapmu mengerti bahwa:
diammu adalah cakar yang mencengkeram sabar
tumbuhkan dendam di ladang sesal

kali ini..
detik ini
tak kuizinkan
‘ngkau sedikitpun memasuki harmoni rindu
bahkan untuk mengetuk
tak penting..!

jika perlu kuharamkan
ada di ingatan..!

lalu,
kucatatkan dalam notulen kenangan
dengan judul:
"analisis ulang mimpi-mimpi usang.."

-- sekedar mengingat,
menikmati letih tanpa pertanyaan untuk apa..!? --

(Sajak Kolaborasi dengan Efvhan Fajrullah)

Kamis, 05 April 2012

Renungan Realitas













malam lembab regradasi kelabu pekat
gerimis menderas

rintiknya menghujam bumi
angin mendesir
menampar semua yang diterpa
tapi dingin
tak mampu gigilkan aku
entah...sebatu apa
es yang menyelimuti hatiku ?
asa_pun mengkristal dalam paduan koor
sunyi
bisu

...dan aku tetap berdiri
tegar
pada selimut lahar
kehidupanku


April 2012
kolaborasi sajak
DwiAndari - Mas AboDollah

Selasa, 03 April 2012

neodream

never to note that you know aught of me
rest, perturbed spirit
the time is out of joint
o, cursed spite, that ever I was born to set it right (HAMLET - William Shakespeare)

jangan pernah 'ngkau catat sedikit pun bahwa tau dariku
beristirahatlah, jiwa yang letih
tak ada waktu lagi untuk bersama
o, meskipun terkutuk, aku terlahir untuk mengatur dengan benar



"dengar tuan..
senja tadi kurajut pukat kuat
dan
penuh perangkap
buat menangkap mimpi baru

susun saja satu-satu
teruskan
membaca tanda-tanda zaman
jika beruntung, akan 'ngkau temukan
sebuah titik
bernama Zero Spot..!

malam ini kan kujala kau
masuk dalam jerat mimpiku
dan
percayalah
akulah mimpi terburukmu
... teguk saja
lalu biarkan memecah
bermutasi
menjadi sekian masalah
rasa'in..!"


Dak,  04.12
(Sajak Kolaborasi dengan Efvhan Fajrullah)

Sabtu, 31 Maret 2012

soul


: angin gigilkan dinginnya
bara semburkan panasnya
lembut dia berbisik
jantungku terusik
...
 

sayang...
ini normal !
ini juga bukan kesombongan 
'..perjalanan kita blum usai,
masih jauh dari tujuan,

'ngkau blum bisa bersamaku
sebab
cintamu belum cukup kuat
membimbingmu
sampai padaku..!'

dan
detik pun melamban
gelap rasa termainkan
takut dan nafsu
bergumul menyatu

pun hitamku berdesis
ya, ini normal !?


(Sajak Kolaborasi dengan Efvhan Fajrullah)

Selasa, 06 Maret 2012

solmisasi rindu pada nada tumpah



: mungkin benar
irama jiwa kita

tak pernah harmoni
nada masih terdengar palsu
bunyi berpendar
mengisi ruang tonasi
belum sempat habis setengah bar
lenyap di tingkah usia

padahal
sejauh ini berjalan
hanya mencarimu
di rerimbun dedaunan hati
pada celah bebatuan jiwa
di riuh tumpahan airmata
terjun
ke bawah
di mana kutengadah
berbasah-basah
mencari pelangi yang sama
pernah kita temukan

di sini juga
aku kuatkan langkah
tegarkan rasa
memungut serpih ingatan
belajar mengenang waktu
yang pernah ada
meski tak lagi berarti
buatku
juga buatmu 
ah,
entah untuk keberapa reffrein
singkat terpatah..

-- apa mungkin aku tengah merindumu?.. --


(Kolaborasi Sajak dengan Efvhan Fajrullah)

Senin, 27 Februari 2012

Cressendo

: tubuh putihmu mulus
lintingan
berbatang disulut
bara membakar
memerah rapuh
debudebu luruh

 

sehisap asap
penuhi rongga rasa
menyusup
masuk sesakkan dada
tolong
jangan tanya
dimana nikmatnya ?!

pun di kepulan
yang terhembus
hanya gumpalan
abstrak melayang
lalu berlalu
menghilang
dicumbu angin

-- cukup pertegas hampa ke dalam nyata --

Dak, 02.12
(Sajak Kolaborasi dengan Efvhan Fajrullah)

Senin, 20 Februari 2012

blo'on


: malam
masih bersisa
di sepanjang rinai
berhujan
lalu sebentar


...katakan
bagaimana bisa
kutikam cinta
meski
dengan belati yang sama
yang pernah
ditikamkan cinta
ke jantungku.. 


Dak, 02.12
(Kolaborasi sajak dengan Efvhan Fajrullah)

Sabtu, 18 Februari 2012

MengGapai AngaN



bersit putih semburatkan sayapsayap cahayanya
menyusup semua penjuru dari ufuk timur
penggalan nadinadi nafas waktu hari ini
hingga gerbang gulita malam menjemput

kenangannya....
kuyup basahi raga menggerus relung hati
tapi tak sedikitpun kubiarkan
gigil masa lalu dinginkan impianku
apalagi sampai bekukan kalbu
untuk menggapaimu !


februari2012

kolaborasi DwiAndari-MasAbodDolah

Jumat, 17 Februari 2012

Antara Rindu dan Kecewa



gempita sejuta rasa gejolak dari asa
rasanya ingin berlari saja
sambil sesekali melompat ekspresi riang
pun...
kan kuajak kalbu bertarung kalahkan angin
agar cepat jumpa dikau pujaan hati
karena rindu begitu mentalu
dendangkan dahaga tak berkesudahan
dalam himpitan puing nestapa
yang telah  hancur berserak tercerai berai


Februari 2012
kolaborasi Dwi Andari - MasAbodDolah

Senin, 13 Februari 2012

jejune atau selanjutnya terserah..


: meski aku pingin
'ngkau terluka
seperti luka
yang 'ngkau buat untukku
tetapi sungguh..

 

aku tak pernah berminat
apalagi berniat
membuatmu terluka
setidaknya kusyukuri
untuk kesadaran
hari ini
saat ini
bahwa;
Kita pernah
membangun mimpi
yang sama
harap
yang indah
di sebuah titik berkoma
meskipun
tanpa tujuan

 --...karma menunggumu, dan 'ngkau tengah berjalan mendekatinya..--


Dak, 02.12
(Sajak kolaborasi dengan Efvhan Fajrullah)

Jumat, 10 Februari 2012

( lagi ) J'aurais


: apa lagi
yang harus kukatakan selanjutnya
jika bibir tertutup terkejut sendiri
tanpa kata
air mata jatuh
tanpa kata
remuklah hati
duhai..
katakan pada siapa
kuhaturkan rajutan hati?

tanpa bicara
menanti cinta memenuhi nafas
tanpa katakata
cinta melukairis
berdarah
hingga langit menggulirkan airmata
bertudung purnama
bergenggam seikat bianglala

di sana 'ngkau hadir
ikut menziarahi mimpi
dan aku
terbangun dari kematian mimpi itu
kembali berjuang memintal lari hari
dengan warnawarni
di lindap lazuardi


Dak, 02.12
(Sajak Kolaborasi dengan Efvhan Fajrullah)

Kamis, 26 Januari 2012

catatan diselembar kertas rokok

minggu ketiga - Januari ini

: begitu banyak kesakitan dimamah sunyi malam
terus menerus sesepi hati
menanti kecuali fakta
bahwa aku tak dapat melihatmu  - lagi -

tingginya langit mimpi
menentang jauhkan lamun 
bahwa ‘ngkau tak di sini
bintang enggan mengerling

sama seperti malammalam sebelumnya
bulan seiris memicing di sebalik mendung
tanpa kata
berbaur dengan jalang imaji

 

ah,
jika saja tak 'ngkau biarkan mengenal cinta
seperti desau angin hembuskan dingin
dipersona non-gratakan

"bodohnya aku..!"

-- menyerapahi diri --
rencah rasa menari tangis melihat langit
pecah dalam ribuan kembang
bunganya menebar sangit

tanpa kata, dinding api menemukanku
hangus terabu


Dak,  01.12
(Sajak Kolaborasi dengan Efvhan Fajrullah)