: ketika
masalalu menghantu...
bahkan hanya
dari dering telpon salah sambung
takut gigirkan sendi darah
duhh, puan...
dulu itu, ternyata
alam bawahsadar merekam-endap
meski kita samasama korbannya,
memang
tetapi terrormu sisakan trauma,
menakik
tersudut di sudut kelam
dipaksa menonton masa silam
kubutakan mata
tapi telinga tak bisa kutulikan
suaranya suaramu sawan menggila
...dan
airmata kembali menghujan
malam ini
makin lama berdenyut
kian lemah
lenyap
seperti handphone kehabisan pulsa..
-- Kolaborasi Sajak dengan Dwi Andari --
Kamis, 13 Juni 2013
Rabu, 13 Februari 2013
prolog;... (kita, tanpa referendum)
: terpikat sang senja
kita sepasang berjalan
nyusuri cakrawala pantai
tersihir warnawarni sempurna
mentari tua yang letih
berlarian arah berliku tanpa alas
di hamparan pasir berkerikil
tak ada kesan baik tertinggal
seketika nafas hingar
meloroh berpacu di seruang jantung
tersekat di tenggorok
bersuara sengau
serupa lenguh kerbau
di bibir pantai
dipenuhi norma aturan ratusanribu
kita sepasang berdiri gamang
menanti badai
sekarat,
menunggu ajal ditemani pengkhianatan
dan..
pengampunan..!?
kita sepasang
saling tatap teriaki liuk sang taqdir
yang tak pernah berpihak
untuk sebuah perbedaan sumir..
membayar mahal
sebagai budak ketakberdayaan
rasa pun tergadai tanpa referendum
uhh..
kita sepasang
gontai langkah diipuk*malam
menderai
genggam lepas pada gelapan harap
berjumpalitan bilik paru-paru
sesak melata ke ubun-ubun
darah pelan mengental
pedat
teramat menyakitkan
tak ada tangis
tak ada tawa
senyumpun tidak..
Dak, 01.13
Sajak Kolaborasi dengan Efvhan Fajrullah
ipuk* = rayu
kita sepasang berjalan
nyusuri cakrawala pantai
tersihir warnawarni sempurna
mentari tua yang letih
berlarian arah berliku tanpa alas
di hamparan pasir berkerikil
tak ada kesan baik tertinggal
seketika nafas hingar
meloroh berpacu di seruang jantung
tersekat di tenggorok
bersuara sengau
serupa lenguh kerbau
di bibir pantai
dipenuhi norma aturan ratusanribu
kita sepasang berdiri gamang
menanti badai
sekarat,
menunggu ajal ditemani pengkhianatan
dan..
pengampunan..!?
kita sepasang
saling tatap teriaki liuk sang taqdir
yang tak pernah berpihak
untuk sebuah perbedaan sumir..
membayar mahal
sebagai budak ketakberdayaan
rasa pun tergadai tanpa referendum
uhh..
kita sepasang
gontai langkah diipuk*malam
menderai
genggam lepas pada gelapan harap
berjumpalitan bilik paru-paru
sesak melata ke ubun-ubun
darah pelan mengental
pedat
teramat menyakitkan
tak ada tangis
tak ada tawa
senyumpun tidak..
Dak, 01.13
Sajak Kolaborasi dengan Efvhan Fajrullah
ipuk* = rayu
medium teretak;.. (tak teratifikasi)
: ah,
terbenam di palung kecewa
kita sepasang
gontai langkah
malam mendekap
mendekat tanpa diundang
terlepas genggaman
diradang kepekatan gulita
rasa oleh rasa...
sumir waktu
mengayun asa membuta
meski disesaki jutaan khayali
tetap saja nyata terlukis
mereka bilang;
betapa lugu..
ketika teriakku didekam kebisuan
menantang leluka
dicecar basah perih menindih
tangis menggenang-rayap
semua terkenang, lintas membayang
mengucurlah..
segala sesal yang membunuh berkali-kali
'ngkau tergeletak pasi di sisi luar
meracau igau tak tentu
ntah malu risih atau..
sekarat
aku jadi tak perduli
hingga latah jawabmu..
tak terurus
menggelepar pada titik azimuth terjauh
kita terputus nadi
darah mengering
perlahan
kita mati..
Dak, 02.13
Kolaborasi Sajak dengan Efvhan Fajrullah
terbenam di palung kecewa
kita sepasang
gontai langkah
malam mendekap
mendekat tanpa diundang
terlepas genggaman
diradang kepekatan gulita
rasa oleh rasa...
sumir waktu
mengayun asa membuta
meski disesaki jutaan khayali
tetap saja nyata terlukis
mereka bilang;
betapa lugu..
ketika teriakku didekam kebisuan
menantang leluka
dicecar basah perih menindih
tangis menggenang-rayap
semua terkenang, lintas membayang
mengucurlah..
segala sesal yang membunuh berkali-kali
'ngkau tergeletak pasi di sisi luar
meracau igau tak tentu
ntah malu risih atau..
sekarat
aku jadi tak perduli
hingga latah jawabmu..
tak terurus
menggelepar pada titik azimuth terjauh
kita terputus nadi
darah mengering
perlahan
kita mati..
Dak, 02.13
Kolaborasi Sajak dengan Efvhan Fajrullah
epilog absurdis;... (tak berulang)
: kita sepasang
bisu terhadang dogma..
aku terjajar, terdiam di sudut kehampaan.
bukankah cinta itu adalah pelangi
penuh warna
senja dengan semburat jingga sempurna
hingga nila mengungu?
tapi
mengapa dalam dekapan kami
cuma 2 warna sama
hitam,
dan kelam
'ngkau runtuh dalam angkuhmu
menggumambisik seperti angin senja itu
aku terjajar,
terjatuh ditampar kenyataan
telah begitu mahal harga terbayar
untuk tak jadi munafik
seperti sekarang
entah berapa lagi terhutang
agar tetap bersama menjaga rasa
'ngkau tak paham muslihat pikiranmu
logika
retorika tanpa hati
tanpa nurani..
hingga harus terus mencari-cari
apa yang mau dibakar..!
aku dan 'ngkau terjajar,
bersimpuh dalam ketakberdayaan
Tuhan,
akankah kami sanggup melunasinya
harga dari sebuah “perbedaan”
kita sepasang
terjebak elipsis kegamangan
tertelan aturan norma
dan keangkuhan
ya, kita sepasang..
saling berjalan memunggungi malam
merapal kalimat sakti berulang-ulang..
"denganku adalah: kenangan bodoh yang manis..!?"
Dak, 02.13
Sajak Kolaborasi dengan Efvhan Fajrullah
bisu terhadang dogma..
aku terjajar, terdiam di sudut kehampaan.
bukankah cinta itu adalah pelangi
penuh warna
senja dengan semburat jingga sempurna
hingga nila mengungu?
tapi
mengapa dalam dekapan kami
cuma 2 warna sama
hitam,
dan kelam
'ngkau runtuh dalam angkuhmu
menggumambisik seperti angin senja itu
aku terjajar,
terjatuh ditampar kenyataan
telah begitu mahal harga terbayar
untuk tak jadi munafik
seperti sekarang
entah berapa lagi terhutang
agar tetap bersama menjaga rasa
'ngkau tak paham muslihat pikiranmu
logika
retorika tanpa hati
tanpa nurani..
hingga harus terus mencari-cari
apa yang mau dibakar..!
aku dan 'ngkau terjajar,
bersimpuh dalam ketakberdayaan
Tuhan,
akankah kami sanggup melunasinya
harga dari sebuah “perbedaan”
kita sepasang
terjebak elipsis kegamangan
tertelan aturan norma
dan keangkuhan
ya, kita sepasang..
saling berjalan memunggungi malam
merapal kalimat sakti berulang-ulang..
"denganku adalah: kenangan bodoh yang manis..!?"
Dak, 02.13
Sajak Kolaborasi dengan Efvhan Fajrullah
Langganan:
Postingan (Atom)